Rabu, 17 Juni 2015

Makalah tentang SOSIOLOGI


BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang

       Istilah Sosiologi sebagai cabang Ilmu sosial dicetuskan pertama kali oleh ilmuwan Perancis, bernama August Comte tahun 1842 dan kemudian dikenal sebagai Bapak Sosiologi. Sosiologi sebagai ilmu yang mempelajari tentang masyarakat lahir di Eropa karena ilmuwan Eropa pada abad ke-19 mulai menyadari perlunya secara khusus mempelajari kondisi dan perubahan sosial. Para ilmuwan itu kemudian berupaya membangun suatu teori sosial berdasarkan ciri-ciri hakiki masyarakat pada tiap tahap peradaban manusia. Comte membedakan antara sosiologi statis, dimana perhatian dipusatkan pada hukum-hukum statis yang menjadi dasar adanya masyarakat dan sosiologi dinamis dimana perhatian dipusatkan tentang perkembangan masyarakat dalam arti pembangunan. Rintisan Comte tersebut disambut hangat oleh masyarakat luas, tampak dari tampilnya sejumlah ilmuwan besar di bidang sosiologi. Mereka antara lain Herbert Spencer, Karl Marx, Emile Durkheim, Ferdinand Tönnies, Georg Simmel, Max Weber, dan Pitirim Sorokin (semuanya berasal dari Eropa. Masing-masing berjasa besar menyumbangkan beragam pendekatan mempelajari masyarakat yang amat berguna untuk perkembangan Sosiologi.

B.  Rumusan Masalah

1)      Bagaimana sifat hakikat sosiologi?
2)      Apa saja metode dalam sosiologi?
3)      Bagaimana sejarah perkembangan sosiologi?
4)      Bagaimana hubungan sosiologi dengan ilmu sosial lainnya?
5)      Bagaimana sejarah sosiologi pendidikan?

C.  Tujuan

Setelah mempelajari materi pada makalah ini kita diharapkan mampu      :
1)      Menjelaskan sifat hakikat sosiologi.
2)      Menjelaskan metode dalam sosiologi.
3)      Mendeskripsikan sejarah perkembangan sosiologi.
4)      Menjelaskan hubungan sosiologi dengan ilmu sosial lainnya.
5)      Mendeskripsikan sejarah sosiologi pendidikan.




BAB II
PEMBAHASAN

A.      Hakikat Sosiologi

1.      Pengertian Sosiologi
a.       Pengertian secara etimologis
     Secara etimologi sosiologi berasal dari kata socious (Latin) yang artinya “kawan atau teman” dan logos (Yunan) yang artinya “kata, berbicara, atau ilmu”. Dengan demikian sosiologi berarti berbicara atau ilmu tentang kawan. Kawan dalam hal ini merupakan hubungan antar manusia, baik secara individu maupun kelompok, yang meliputi seluruh macam hubungan, baik yang mendekatkan maupun yang menjauhkan. Jadi sosiologi adalah ilmu tentang berbagai hubungan antar manusia yang terjadi dalam masyarakat. Hubungan antar masyarakat disebut hubungan sosial.
b.      Pengertian menurut ahli, antara lain :
1)      Van der Zanden berpendapat bahwa sosiologi merupakan studi ilmiah tentang interaksi antar manusia.
2)      Rouck dan Warren mendefinisikan sosiologi sebagai ilmu yang mempelajari hubungan antar manusia dalam kelompok.
3)      Pitirim A. Sorokin menyatakan bahwa sosiologi adalah ilmu yang mempelajari :
a)      Hubungn dan pengaruh timbal balik antara aneka macam gejala social, misalnya gejala ekonomi dengan agama, keluarga dengan moral, hokum dengan ekonomi, gerak masyarakat dengan politik, dan sebagainya.
b)      Hubungan dan pengaruh timbal balik antara gejala social dengan gejala nonsosial, misalnya pengaruh iklim terhadap watak manusia, pengaruh kesuburan tanah terhadap pola migrasi, dan sebagainya.
c)      Ciri-ciri umum dari semua jenis gejala social yang terjadi dalam masyarakat.
4)      Auguste Comte, menyatakan bahwa sosiologi adalah ilmu yang terutama mempelajari manusia sebagai makhluk yang mempunyai naluri untuk senantiasa hidup bersama dengan sesamanya.

2.      Objek Kajian Sosiologi
Objek kajian sosiologi adalah masyarakat dan perilaku sosial manusia dengan meneliti kelompok-kelompoknya. Kelompok tersebut mencakup keluarga etnis atau suku bangsa, komunitas pemerintahan, dan berbagai organisasi sosial, agama , politik, budaya, bisnis, dan organisasi lannya (Ogburn dan Nimkoff, 1959: 13; Horton dan Hunt, 1991:4). Dengan demikian, objek kajian sosiologi adalah masyarakat yang dilihat dari sudut hubungan antarmanusia dan proses yang timbul dari hubungan manusia di dalam masyarakat. Adapun unsur-unsur dalam masyarakat tersebut diantaranya adalah manusia yang hidup bersama, bercampur untuk waktu yang cukup lama, dan kesadaran akan satu-kesatuan.
Manusia senantiasa mempunyai naluri yang kuat untuk hidup bersama dengan sesamanya. Semenjak dilahirkan manusia sudah mempunyai naluri untuk hidup berkawan sehingga dia disebut social animal. Sebagai social animal manusia mempunyai naluri yang disebut gregariousness.

Sehingga manusia memiliki dua hasrat dalam dirinya, yaitu  :
a)      Keinginan untuk menjadi satu dengan sesamanya misalnya masyarakat.
b)      Keinginan untuk menjadi satu dengan lingkungan alam sekelilingnya.

Untuk dapan menghadapi dan menyesuaikan didri dengan kedua lingkungan tersebut, yakni lingkungan social dan lingkungan alam, manusia mempergunakan pikiran, perasaan, dan kehendaknya.

Suatu masyarakat sebenarnya suatu sistem adaptip, karena masyarakat merupakan wadah untuk memenuhi berbagai macam kepentingan dan kebutuhan untuk bertahan hidup.

3.      Perubahan Sosial sebagai Inti Kajian Sosiologi
Sosiologi merupakan studi mengenai masyarakat dalam suatu system sosial. Di dalam sistem sosial tersebut, masyarakat selalu mengalami perubahan. Perubahan tersebut dapat berupa prubahan yang kcil sampai pada taraf perubahan yang sangat besar yang mampu memberikan pengaruh yang besar bagi aktivitas atau perilaku manusia. Perubahan dapat mencakup aspek yang sempit maupun yang luas. Aspek yang sempit dapat meliputi aspek perilaku dan pola piker individu. Aspek yang luas dapat berupa perubahan dalam tingkat struktur masyarakat yang nantinya dapat memengaruhi perkembangan masyarakat di masa yang akan datang.

Terdapat perbedaan antara keadaan sistem tertentu dalam jangka waktu yang berlainan. Untuk itu, konsep dasar mengenai perubahan sosial menyangkut tiga hal, yaitu :
1.    Studi mengenai perubahan. Artinya bahwa untuk dapat melakukan studi perubahan social, kita harus melihat adanya perbedaan atau perubahan kondisi objek yang menjadi focus studi.
2.    Studi harus dilakukan pada waktu yang berbeda. Dengan kata lain kita harus melibatkan studi komparatif dalam dimensi waktu yang berbeda.
3.    Pengamatan pada system social yang sama. Artinya objek yang menjadi focus studi komparasi tersebut haruslah objek yang sama.
Sebagai contoh kita akan mempelajari mengenai perubahan social di Jakarta. Untuk keperluan ini, kita harus menentukan konteks waktu pengamatan, membandingkan kondisi Jakarta pada dua waktu yang berbeda.

4.      Sifat hakikat sosiologi
Sebagai ilmu yang murni pada hakikatnya sosiologi adalah sebagai berikut  :
1)      Sosiologi merupakan suatu ilmu sosial dan bukan merupakan ilmu pengetahuan alam ataupun ilmu pengetahuan kerohanian. Pembedaan tersebut bukanlah pembedaan mengenai metode, tetapi menyangkut pembedaan isi, yang gunanya untuk membedakan ilmu-ilmu pengetahuan yang bersangkut-paut dengan gejala-gejala alam dengan ilmu-ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan gejala-gejala kemasyarakatan.
2)      Sosiologi bukan merupakan didiplin yang normatif, tetapi merupakan suatu disiplin yang kategoris, artinya sosiologi membatasi diri pada apa yang terjadi saat ini dan  bukan mengenai apa yang terjadi atau seharusnya terjadi.
3)      Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang murni (pure science) dan bukan merupakan ilmu pengetahuan terapan atau terpakai (applied science). Tujuan sosiologi adalah untuk mendapatkan pengetahuan yang sedalam-dalamnya tentang masyarakat, dan bukan untuk mempergunakan pengetahuan tersebut terhaadap masyarakat. Selain itu sosiologi juga bertujuan untuk mendapatkan fakta-fakta masyarakat yang mungkin dapat dipergunakan untuk dapat memecahkan persoalan0-persoalan masyarakat.
4)      Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang abstrak dan bukan merupakan ilmu pengetahuan yang kongkret. Artinya, bahwa yang diperhatikannya adalah bentuk dan pola-pola peristiwa dalam masyarakat, tetapi bukan wujudnya yang kongkret.
5)      Sosiologi bertujuan untuk menghasilkan pengertian-pengertian dan pola-pola umum. Sosiologi meneliti dan mencari apa yang menjadi prinsip atau hokum-hukum umum dari interaksi antarmanusia dan juga perihal sifat hakikat, bentuk isi, dan struktur mssyarakat manusia.
6)      Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang empiris dan rasional.
7)      Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang umum dan bukan merupakan ilmu pengetahuanyang khusus. Artinya, sosiologi mempelajari gejala yang umum ada pada setiap interaksi antarmanusia.

Kesimpulannya, sosiologi adalah ilmu social yang kategoris, murni, abstrak, berusaha mencari pengertian-pengertian umum, rasional dan empiris, serta bersifat umum.


5.      Cirri-ciri sosiologi
Cirri-ciri sosiologi antara lain  :
1)    Sosiologi bersifat empiris, karena didasarkan pada pengamatan (observasi)
terhadap kenyataan social dan hasilnya tidak bersifat spekulatif.
2)    Sosiologi teoritis, artinya sosiologi selalu berusaha untuk menyusun kesimpulan
dari hasil observasi untuk menghasilkan teori keilmuan.
3)    Sosiologi bersifa kumulatif, artinya teori dalam sosiologi dibentuk atas dasar teori
yang sudah ada sebelumnya kemudian diperbaiki, diperluas, serta diperdalam.
4)    Sosiologi bersifat nonetis, artinya sosiologi tidak mempersoalkan baik buruknya
fakta, tetapi yang lebih penting adalah menjelaskan fakta tersebut secara analitis
dan apa adanya.

6.      Manfaat Sosiologi
Berikut disebutkan beberapa manfaat mempelajari Sosiologi, diantaranya :
1)   Sosiologi dapat memberikan pengetahuan tentang pola-pola interaksi sosial yang terjadi dalam masyarakat. Melalui pengetahuan tentang pola-pola interaksi sosial tersebut, kita akan dapat mengenal dengan lebih jelas siapa diri kita dalam dalam konteks hubunganantara pribadi dan pribadi, pribadi dan kelompok, serta kelompok dan kelompok.
2)   Sosiologi dapat membantu kita untuk mengontrol atau mengendalikan setiap tindakan dan perilaku kita dalam kehidupan bermasyarakatSosiologi mampu mengkaji status dan peran kita sebagai anggota masyarakat, serta dapat melihat dunia atau budaya lain yang belum kita ketahui sebelumnya.
3)   Dengan bantuan sosiologi, kita akan semakin memahami nilai, norma, tradisi dan keyakinan yang dianut oleh masyarakat lai serta memahami perbedaan yang ada. Tanpa hal itu, menjadi alas an untuk timbulnya konflik diantara anggota masyarakat yang berlaku.
4)   Bagi kita sebagai generasi penerus kehidupan, mempelajari sosiologi membuat kita lebih tanggap, kritis dan rasional menghadapi gejala-gejala sosial masyarakat yang semakin kompleks dewasa ini serta mampu mengambil sikap serta tindakan yang tepat dan akurat terhadap setiap situasi yang kita hadapi sehari-hari.
5)   Memahami hubungan  antarmanusia serta manusia dengan lingkungannya.
6)   Memahami perkembangan kebudayaan, dan dengan demikian akan memudahkan penyusunan rencana perubahan sosial.
7)   Memahami istilah, kode, symbol, tingkah laku, serta perubahan sosial individu dalam masyarakat.

7.      Kegunaan Sosiologi dan Peran Sosiologi
Berikut beberapa kegunaan sosiologi dan peran sosiologi :
1)   Kegunaan sosiologi dalam perencanaan sosial
Perencanaan sosial adalah suatu kegiatan untuk mempersiapkan masa depan kehidupan manusia dalam masyarakat secara ilmiah yang bertujuan untuk mengatasi kemungkinan timbulnya masalah pada masa-masa terjadi perubahan. Pada masa perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi seperti sekarang ini, tidak sedikit kemungkinannya dapat berpengaruh pada kehidupan manusia, baik positif maupun negatif. Secara sosiologis, perencanaan ini didasarkan  pada perincian pekerjaan yang harus dilakukan dalam rangka mempersiapkan masa depan yang lebih baik. Dengan hadirntya teknologi baru, berarti perlu persiapan untuk menggunakannya dengan meningkatkan kemampuan masyarakat.
Dalam perencanaan sosial dibutuhkan usaha-usaha yang lebih komunikatif dalam hubungan sosial sehingga kesepakatan bersama dalam suatu kerja kolektif dapat dicapai.
Dalam hal ini peranan ahli sosiologi adalah mengkoordinasikan antara potensi, disiplin dan kegiatan segenap masyarakat dengan anjuran yang ada dalam perencanaan.

2)   Kegunaan sosiologi dalam penelitian
Sosiologi memiliki metode-metode penelitian sebagaimana halnya dengan ilmu-ilmu sosial lainnya. Objek penelitiannya mencakup hamper semua sapek kehidupan manusia. Tugasnya adalah mencari dan  menemukan data factual tentang kebenaran yang terlepas dari nilai-nilai subyektif.

3)   Kegunaan sosiologi dalam pembangunan
Pada masa perkembangan masyarakat dewasa ini, nampaknya konsep pembangunan sudah merupakan suatu ideology yang menggambarkan kegiatan-kegiatan dalam upaya mengejar pertumbuhan dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Menurut Soerjono Soekanto, bahwa suatu proses pembanguna biasanya dikaitkan dengan pandangan yang optimis, yang berwujud dalam usaha-usaha untuk mencapai taraf kehidupan yang lebih daripada apa yang telah dicapai.

Di dalam pencapaian taraf hidup tadi, maka dapat ditempuh cara-cara sebagai berikut :
a)      Struktural; perencanaan, pembentukan dan evaluasi lembaga kemasyarakatan,  prosedurnya serta pembangunan secara kebendaan.
b)      Spiritual; pembentukan watak dan pendidikan di dalam penggunaan cara-cara berpikir dalam ilmu pengetahuan dan teknologi atau dua-duanya.
Pokus utama yang menjadi prioritas dalam pembangunan adalah usaha untuk mencapai perbaikan ekonomi dan cara berpikir masyarakat yang tidak hanya terbatas pada golongan elit saja, melainkan secara menyeluruh dan merata sampai pada lapisan terbawah.

Menurut Soerjono Soekanto, kegunaan sosiologi bagi pembangunan dapat diidentifikasikan dengan beberapa hal berikut, diantaranya :
a)      Pada tahap perencanaan, sosiologi dapat berguna di dalam mengadakan identifikasi-identifikasi terhadap kebutuhan-kebutuhan siosial, pusat perhatian sosial, stratifikasi sosial, pusat-pusat kekuasaan, serta system saluran-saluran komunikasi sosial.
b)      Pada tahap pelaksanaan, sosiologi dapat berguna untuk  mengadakan identifikasi terhadap kekuatan-kekuatan sosial dalam masyarakat serta mengamati proses perubahan sosial yang terjadi.
c)      Pada taraf evaluasi, dapat diadakan suatu analisis terhadap efek-efek sosial dari pembangunan tersebut.
Pembangunan menurut konsep sosiologi adalah proses peningkatan taraf hidup masyarakat yang didasarkan pada realitas sosial; mungkin cara ini akan lebih baik daripada pembangunan yang harus ditentukan atas dasar kepentingan penguasa. Dengan cara ini masyarakat dapat menikmati dan memahami hasil pembangunan sesuai dengan cita-cita dan harapan mereka.

8)   Kegunaan sosiologi dalam pemecahan masalah sosial
Roucek dan Warren (1984) mengatakan, bahwa masalah sosial adalah masalah yang ditimbulkan oleh masyarakat itu sendiri.
Secara umum, ada dua metode dalam penanggulangan masalah sosial, yaitu metode yang bersifat preventif dan metode yang bersifat represif.
a)      Metode preventif dilakukan dengan mengadakan penelitian yang mendalam terhadap kemungkinan gejala-gejala sosial yang dapat menimbulkan masalah-masalah sosial.
b)      Metode represif adalah proses penanggulangn secara langsung terhadap masalah sosial yang sedang tumbuh dan dirasakan oleh masyarakat; artinya tindakan penanggulangan baru akan dilakukan setelah gejala-gejala sosial itu dapat dipastikan sebagai masalah sosial.
Ada beberapa metode untuk menanggulangi masalah sosial, yaitu :
a)      Metode coba-coba (trial and error methods), yaitu cara penanggulangan masalah sosial yang paling sederhana.
b)      Metode analisis, yaitu cara penanggulangan masalah sosial dengan melakukan penelitian-penelitian secara ilmiah.
c)      Perencanaan sosial, yaitu suatu metode yang didasarkan pada fakta-fakta menurut hasil penelitian-penelitian ilmiah dan bukan berdasarkan pengalaman-pengalaman praktis atau penelitian-penelitian tanpa perhitungan.


B.       Metode Sosiologi

Ada banyak metode yang digunakan dalam studi sosiologi, namun kami akan menjelaskan hanya beberapa metode saja, diantaranya sebagai berikut            :
1.    Metode observasi partisipan
Maksudnya adalah pengumpulan data dalam suatu penelitian yang dalam pelaksanaannya, peneliti tinggal bersama-sama dengan komunitas masyarakat yang akan diteliti dalam waktu yang relative lama. Kelebihan metode ini adalah, data yang dikumpulkan lebih detail, lengkap, luas dan mendalam, serta akuran. Kelemahannya adalah metode ini beresiko tinggi, besar tantangan dan memerlukan perjuangan tinggi.

8.      Metode observasi langsung
Maksudnya adalah metode pengumpulan data dengan mengamati langsung terhadap kondidi objek. Metode ini merupakan metode yang mudah dan murah.

9.      Metode wawancara
Metode ini biasanya digunakan untuk memperoleh data pendamping terhadap data yang diperoleh dari metode lain. Kelebihannya adalah peneliti dapat memperoleh data lebih lengkap dan luas dengan cara menggali informasi dari pertanyaan-pertanyaan yang kita lontarkan kepada responden.

C.       Sejarah Perkembangan Sosiologi

Bapak sosiologi adalah Aguste Comte, seorang ahli filsafatndari perancis yang lahir pada tahun 1798 dan meninggal pada tahun 1853. Sebenarnya pada akhir abad pertengahan ilmu khaldun (1332-1406), yang mengemukakan tentang beberapa prinsip pokok untuk menafsirkan kejadian-kejadian social dan peristiwa-peristiwa sejarah karena jauh sebelum Comte ia telah mengemukakan tentang prinsip-prinsip sosiologi dalam bukunya yang berjudul Muqodimah Augusyte iri Comte mencetuskan pertama kali nama sociology dalam bukunya yang berjudul Positive Philoshopy yang terbit pada tahun 1838.
Comte menganggap bahwa semua penilitian tentang masyarakat telah mencapai tahap terakhir, yakni tahap ilmiah, oleh karenanya ia menyarankan semua penelitian tentang masyarakat ditingkatkan menjadi ilmu yang berdiri sendiri, lepas dari filsafat yang merupakan induknya. Pandangan Comte yang dianggap baru pada waktu itu adalah bahwa sosiologi harus didasarkan pada observasi dan klasifikasi yang sistematis, dan bukan pada kekuasaan serta spekulasi. Disamping mengemukakan istilah sosiologi untuk ilmu baru yang berasal dari filsafat masyarakat ini. Comte juga merupakan orang pertama yang membedakan antara ruang lingkup dan isi sosiologi dari ilmu-ilmu lainnya. Dalam sistematika Comte, sosiologi terdiri atas dua bagian besar, yaitu sosiologi static dan sosiologi dinamik. Sosiologi static diibaratkan dengan anatomi social atau masyarakat, sedangkan sosiologi dinamik berbicara tentang perubahan-perubahan yang terjadi dalam masyarakat.
Istilah sosiologi menjadi lebih popular setelah setengah abad kemudian berkat jasa dari Herbert Spencer, ilmuan inggris yang menulis buku berjudul Principles Of Sociology (1876), yang mengulas tentang sistematika penelitian masyarakat. Perkembangan sosiologi semakin mantap, setelah pada tahun 1985 seorang ilmuan prancis bernama Emmile Durkheim menerbitkan bukunya yang berjudul Rules Of Sociological Method. Dalam buku yang melambungkan namanya itu, Durkheim menguraikan tentang pentingnya metodologi ilmiah dan teknik pengukuran kuantitatif di dalam sosiologi untuk meneliti fakta social. Misalnya dalam kasus bunuh diri (Suicide). Banyak pihak kemudian mengakui bahwa Durkhein sebagai “Bapak Metodologi Sosiologi”. Durkhein bukan saja mampu melambungkan perkembangan sosiologi doi Prancis, tetapi bahkan berhasil mempertegas eksistensi sosiologi sebagai bagian dari ilmu pengetahuan ilmiah (Sains) yang terukur, dapat diuji, dan objektif.
Perintis sosiologi yang lain adalah Max Weber. Pendekatan yang digunakan Weber berbeda dari Durkheim yang lebih menekankan pada penggunaan metodologi dan teknik-teknik pengukuran kuantitatif dari pengaruh factor-faktor eksternal individu. Weber lebih menekankan pada pemahaman ditingkat makna dan coba mencari penjelasan pada factor-faktor internal individu. Misalnya tentang tindakan social. Tindakan social merupakan prilaku individu yang diorientasikan kepada pihak lain, tetapi bermakna subjektif bagi actor atau pelakunya. Makna sebenarnya dari suatu tindakan hanya dimengerti oleh pelakunya.

1.      Permulaan Sosiologi di Indonesia
Walau pada hakikatnya  para pujangga dan pemimpin Indonesia belum pernah mempelajari teori-teori formal sosiologi sebagai ilmu pengetahuan, banyak diantara mereka yang telah memasukkan unsur-unsur sosiologi ke dalam ajaran-ajarannya.  Ajaran Wulung Reh yang diciptakan oleh Sri Paduka Mangkunegoro IV dari Surakarta antara lain mengajarkan tata hubungan antara para anggota masyarakat Jawa

2.      Perkembangan Sosiologi Sesudah Perang Dunia Kedua
Setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia, seorang sarjana Indonesia, yaitu Soenario Kolopaking, untuk pertama kalinya member kuliah sosiologi (1948)pada akademi ilmu Politik di Yogyakarta). Beliau memberikan kuliah-kuliah dalam Bahasa Indonesia. Sebelumnya yaitu sebelum Perang Dunia Kedua, semua kuliah diberikan dalam bahasa Belanda.
Buku sosiologi dalam bahasa Indonesia mulai diterbitkan sejak satu tahun setelah pecahnya revolusi fisik, yaitu Sosiologi Indonesia oleh Djodi Gondokusumo. Selanjutnya dapatlah dikemukakan buku karangan Hassan Shadly dengan judul Sosiologi Untuk Masyarakat Indonesia yang merupakan buku pertama dalam bahasa Indonesia yang memuat bahan-bahan sosiologi yang modern.
Penelitian-penelitian sosiologis di Indonesia belum mendapat tempat yang sewajarnya karena masyarakat masih terlampau percaya pada angka-angka yang relative mutlak. Sosiologi tidak akan mungkin menghasilkan hal-hal yang berlaku mutlak, karena masing-masing manusia mempunyai kekhususan sehingga sulit sekali menerapkan sosiologi secara umum.

D.      Hubungan Sosiologi dengan Ilmu Sosial Lainnya

Sosiologi sebagai ilmu tentang masyarakat, khususnya tentang struktur sosial dan proses-proses sosial, termasuk perubahan-perubahan sosial, pada prinsipnya merupakan keseluruhan jalinan antara unsur-unsur sosial yang pokok, yaitu kaidah-kaidah sosial (norma-norma sosial), lembaga-lembaga sosial kelompok serta lapisan sosial. Dalam hal ini, proses sosial yang merupakan pengaruh timbale balik antara kehidupan ekonomi dengan segi budaya, antara segi kehidupan religi dengan hokum, maupun antara kehidupan politik dengan agama, dan sebagainya. Pada hakikatnya, sosiologi memiliki cukupan yang sangat luas tentang masyarakat. Begitupun pada ilmu-ilmu sosial, seperti dinyatakan Calhoun dalam Sosial Science in an Age of Change (1971:42) dikemukakan sebagai the study of the group behavior of human beings atau studi tentang tingkah laku kelompok umat manusia.
Ilmu-ilmu sosial belum mempunyai kaidah-kaidah dan dalil-dalil tetap yang diterima oleh bagian terbesar masyarakat karena ilmu-ilmu tersebut belum lama berkembang, sedangkan yang menjadi objeknya adalah masyarakat manusia yang selalu berubah-ubah. Karena sifat masyarakat yang selalu berubah-ubah, hingga kini belum dapat diselidiki dan dianalisis secara tuntas hubungan antara unsur-unsur di dalam masyatrakat secara lebih mendalam. Namun, kita akan membahas tentang hubungan sosiologi dengan ilmu sosial terlepas dari hal tersebut. Adapun hubungan antara sosiologi dengan ilmu-ilmu sosial lainnya adalah sebagai berikut :

1.    Hubungan Sosiologi dengan Ilmu Ekonomi
Sebagaimana banyak dikemukakan para ahli ilmu ekonomi merupakan kajian untuk memperoleh barang-barang dan jasa produksi, distribusi, serta konsumsi. Suatu hubungan ataupun mata rantai penting antara ekonomi dengan sosiologi adalah keduanya merupakan basis sosial tentang perilaku ekonomi. Hubungan antara ekonomi dan sosiologi bahwa ekonomi yang merupakan basis perilaku sosial yang ikut menentukan tipe dan bentuk interaksi mereka. Para ahli sosiologi mengakui bahwa ekonomi dan material itu memiliki pengaruh atas minat serta motivasi kerja pada masyarakat (Popenoe, 1983:7).

2.    Hubungan Sosiologi dengan Ilmu Politik
Ilmu politik memusatkan perhatiannya pada pemerintah dan penggunaan kekuasaan politik. Para akademisi melihat ilmu politik terutama dari gagasan di belakang system pemerintah pada operasi proses politik itu, begitupun para ahli sosiologi. Pada sisi lain, para ahli sosiologi menjadi lebih tertarik pada pertanyaan perilaku politik. Di tahun terakhir, ilmu politik dan sosiologi sudah berkembang semakin mendekat bersama-sama dalam metode, pokok kajian, dan konsep dan hal it uterus semakin meningkat dan sukar untuk menggambarkan suatu garis pemisah diantara mereka (Popenoe, 1983:7).

3.    Hubungan Sosiologi dengan Ilmu Sejarah
Dalam hal ini, ilmu sejarah melihat ke belakang untuk menggambarkan suatu peristiwa, urutan, dan makna tentang peristiwa yang lampau itu. Penyelidikan sejarah telah bergeser dari laporan tentang orang-orang dan tempat-tempat untuk menggambarkan kecendrungan sosial yang luas dari waktu ke waktu. Di dalam putaran mereka, para ahli sosiologi banyak meminjam peranan penyelidikan historis.  Mereka telah memiliki gambaran menarik atas sejarah, sebagai contoh untuk membandingkan pengaruh sosial industrialisasi di Negara-negara Barat pada tahun 1800-an  dengan pengaruh industrialisasi sekarang di Negara-negara yang berkembang, khususnya di Asia –Afrika. Acuan historis akan sering digunakan dalam teks ini untuk menerangkan kepada banyak orang tentang peristiwa sosial sekarang.

4.    Hubungan Sosiologi dengan  Psikologi
Psikologi berhadapan dengan sebagian besar proses mental manusia. Psikologi mempelajari tentang operasi pikiran yang logis, alasan, persepsi, mimpi-mimpi, dan kraeaktifvitas, seperti halnya ketika neurosis, konflik mental, dan berbagai macam emosi. Psikologi jelas berbeda dengan sosiologi karena dalam kajian psikologi memusatkan pada pengalaman individu dibandingkan dengan sosiologi yang menekankan kelompok sosial. Akan tetapi, psikologi sosial kajiannya dengan cara memahami kepribadian dan perilaku yang dipengaruhi oleh individu-individu sosial adalah berhubungan erat dengan sosiologi. Hal itu mendukung metode dan disiplin pengetahuan kedua-duanya.

5.    Hubungan Sosiologi dengan Antropologi
Antropologi adalah studi biologi manusia dan kebudayaannya dalam semua periode dan dalam semua bagian-bagian dari dunia itu. Sebagai perbandingan, sosiologi lebih memusatkan pada  peradaban modern yang relative maju. Para ahli sosiologi banyak meminjam konsep-konsep dan pendekatan antropologi.







D.      Sosiologi Pendidikan

1.      Sejarah Sosiologi Pendidikan
     Sosiologi pendidikan berawal dari sosiologiumum atau sosiologi mikro (micro sociology) yang muncul pada abad ke-18. Ilmu sosiologi mulai melepaskan diri ilmu filsafat dan berdiri sendiri sejak abad ke-19.
     Masyarakat mengalami perubahan sosioal yang cepat. Perubahan social menimbulkan culturallag. Culturallag merupakan sumber masalah-masalah social yang dialami dunia pendidikan. Para ahli sosiologi menyumbangkan pemikirannya untuk memecahkan masalah itu, hingga lahirlah sosiologi pendidikan.
     Ditinjau dari segi etimologi istilah sosiologi pendidikan terdiri dari dua kata yaitu Sosiologi dan pendidikan. Sepintas jelas bahwa dalam sosiologi, karena situasi pendidikan adalah situasi hubungan dan pergaulan social, yaitu hubungan dan pergaulan social antara pendidik dengan anak didik, pendidik dengan pendidik, pegawai dengan anak-anak. Hubungan dan pergaulan social ini secara totalitas, merupakan suatu bentuk keluarga ialah keluarga sekolah, di mana dapat tumbuh dan berkembang di masyarakat.
     Ditinjau dari perspektf sebab lahirnya sosiologi pendidikan adlah dikarenakan adanya perkembangan masyarakat yang cepat dan berakibat pada merosotnya peran pendidik, dan perubahan interaksi antarmanusia. Dikarenakan manusia tumbuh dan berkembang bukan di sekolah melainkan di masyarakat.

2.      Ruang Lingkup Sosiologi Pendidikan
     Sosiologi sebagai ilmu pengetahuan telah memiliki lapangan penyelidikan, sudut pandang, metode dan susunan pengetahuan yang jelas. Objek penelitiannya adalah tingkah laku individu dan kelompok. Sudut pandangnya memandang hakikat masyarakat, kebudayaan dan individu secara ilmiah. Sedangkan susunan pengetahuannya terdiri dari konsep dan prinsip mengenai kehidupan kelompok social, kebudayaan dan perkembangan pribadi.  Objek penelitian sosiologi pendidikan adalah perilaku social, yaitu perilaku manusia dan institusi social yang terkait dengan pendidikan. Perilaku itu hanya dapat dimengerti dari tujuan, cita-cita atau nilai-nilai yang dikejar. Seperti dalam terminology sosiologi, sosiologi pendidikan berbicara tentang pandangan tentang kelas, sekolah, keluarga, masyarakat desa, kelompok masyarakat dan sebagainya, masing-masing terangkum dalam wilayah suatu system sosial.
Francis Brown (1961) mengemukakan bahwa sosiologi pendidikan memerhatikan pengaruh keseluruhan lingkungan budaya sebagai tempat dan cara individu memperoleh dan mengorganisasi pengalamannya. S. Nasution (2009) mengatakan bahwa sosiologi pendidikan adalah  ilmu yang berusaha untuk mengetahui cara-cara mengendalikan proses pendidikan untuk memperoleh perkembangan  kepribadian individu. Dari beberapa pengertian telah dikemukakan beberapa konsep tentang tujuan sosiologi pendidikan sebagai berikut   :
1)      Sosiologi pendidikan bertujuan untuk menganalisis  proses sosialisasi anak, baik dalam keluarga,  sekolah maupun dalam masyarakat.
2)      Sosiologi pendidikan bertujuan menganalisis perkembangan dan kemajuan social.
3)      Sosiologi pendidikan bertujuan menganalisis status pendidikan dalam masyarakat.
4)      Sosiologi pendidikan bertujuan menganalisis partisipasi orang terdidik/ berpendidikan  dalam kegiatan sosial.
5)      Sosiologi pendidikan bertujuan membantu menentukan tujuan pendidikan. Di Indonesia, pancasila sebagai filsafat hidup dan kepribadian bangsa Indonesia harus menjadi dasar untuk menentukan tujuan pendidikan nasional serta tujuan pendidikan lain.
6)      Sosiologi pendidikan bertujuan member kepada pendidik (termasuk para peniliti dan mereka yang terkait dalam bidang pendidikan) dengan latihan yang efektif dalam bidang sosiologi sehingga dapat memberikan sumbangan solusi kepada masalah pendidikan.
Tujuan sosiologi pendidikan, pada dasarnya untuk mempercepat dan meningkatkan pencapaian tujuan pendidikan.

E.       Bentuk –Bentuk Kemasyarakatan Dan Jenis Hukum

1.      Klasifikasi Bentuk-bentuk Kemasyarakatan
Klasifikasi horizontal dari bentuk-bentuk kemasyarakatan berkembang pada dua tingkat kedalaman yang berlainan :
Kemasyarakatan yang langsung dan spontan, dan kemasyarakat yang terorganisasi dan direfleksikan. Kemasyarakatan yang spontan dijelmakan dalam keadaan-keadaan langsung (spontaneous states) dari akal budi kolektif, baik berupa praktek–praktek yang dibimbing oleh pola yang luwes, maupun perbuatan-perbuatan kolektif yang melahirkan hal-hal baru serta bersifat kreatif. Kemasyarakatan yang berorganisasi, sebaiknya, terikat pada pola tingkah laku kolektif dalam arti dibimbing oleh pola-pola yang bau (chrystalized) dalam skema-skema yang dibuat dengan sengaja, yang telah ditentukan terlebih dahulu dan terpusat (centralized). Sebaliknya, kemasyarakatan yang terorganisasi menjalankan sanksi-sanksi (sanctions) dan pemaksaan-pemaksaan dari luar. Kemasyarakatan yang terorganisasi ini terpencil, jauh terpisah oleh jurang adakalanya lebar, adakalanya sempit dari struktur bawah (infrastructure) yang spontan, sedang struktur bawah ini dalam keadaan0keadaan tertentu dapat menjadi transcendent. Watak atau corak  struktur-struktur atas (superstructures) tergantung kepada sifat sampai dimana ia dikelilingi oleh struktur-struktur bawah yang spontan dan dalam bentuk-bentuknya yang khusus.





BAB III
PENUTUP

A.  Kesimpulan

       Dari uraian-uraian tersebut dapat kita simpulkan bahwa sosiologi merupakan suatu ilmu yang sangat penting untuk dipelajari untuk semua golongan lebih-lebih bagi kita para penerus Bangsa dan Negara, guna mencapai tujuan yang diharapkan dalam kehidupan bermasyarakat. Karena dalam ilmu sosiologi tersebut, dijelaskan bagaimana kita berinteraksi dalam masyarakat luas pada umumnya, dan bagaiman kita harus mampu menyikapi permasalahan-permasalahan yang timbul akibat dari interaksi dalam masyarakat itu sendiri.

B.  Saran

       Setelah mempelajari dan memahami materi tentang sosiologi atau tentang tata cara kita bermasyarakat pada makalah ini kita diharapkan mampu berinteraksi sosial dengan baik dalam kehidupan bermasyarakat, baik kaitannya interaksi secara individu maupun interaksi secara kelompok, sehingga dapat terjalin hubungan yang harmonis, aman, dan tentram dalam lingkungan kehidupan bermasyarakat sebagaimana yang kita harapkan bersama.
       Berkaitan dengan isi masalah, kami sangat menyadari makalah ini sangat jauh dari kesempurnaan. Jadi, kami harapkan kritikan dan saran yang bersifat membangun dari para pendengar maupun para pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar