Rabu, 17 Juni 2015

Sejarah Perabadan Islam Tentang Letak Geografis bangsa Arab Pra Islam

BAB II
PEMBAHASAN

Letak Geogarfis Bangsa Arab
Kata Arab identik dengan padang pasir dan tanah kering yang tidak ada air minum maupun tumbuhan. Kata ini telah dipakai sejak zaman dahulu pada jazirah Arab. Kata itu juga dipakai untuk istilah bangsa yang mendiami daerah itu dan menjadikanya sebagai tanah airnya.
Negeri Arab atau biasa juga dikenal dengan Jaziratul Arab/Semenanjung Arab, adalah satu semenanjung yang terbesar di dunia ini.
Adapun luasnya kira-kira 1000 x 1000 x 1 km2 (sepertiga luas Eropa). Sedangkan letaknya di sebelah barat daya Benua Asia. Jadi jelasnya, semenanjung itu dibatasi oleh 3 (tiga) perairan dan 2 (dua) gurun pasir, yang meliputi:
      1.      Sebelah Utara dibatasi oleh Gurun Irak dan Gurun Syam;
      2.      Sebelah Selatan dibatasi oleh Samudera Hindi;
      3.      Sebelah Barat dibatasi oleh Laut Merah; dan
      4.      Sebelah Timur dibatasi oleh Teluk Persi.
Noeldeke menyebut negeri itu dengan Sahara atau padang pasir; sebab negerinya diliputi oleh sahara (gurun). Menurutnya, kata Arab sudah tercantum dalam kitab-kitab Yunani.
Meskipun negeri itu dikatakan sahara, namun bukanlah berarti bahwa semua negerinya terdiri dari sahara. Bahkan kalau dilihat, saharanya hanya terletak di tengah-tengah Jazirah saja, yang mempunyai sifat-sifat yang berbeda. Adapun sahara yang terkenal ialah:
      1.      Sahara Langit (Nufud);
      2.      Sahara Selatan;
      3.      Sahara Heart (Batu Hitam).
Kebanyakan para ahli dalam membagi wilayah tersebut berbeda pendapat. Ada yang mengatakan negeri itu dibagi menjadi dua, tiga, bahkan ada yang membaginya menjadi lima bagian, bahkan ada yang membaginya sembilan bahagian. Adapun yang membaginya menjadi dua bahagian mengatakan, bahwa Jazirah Arab itu terbagi atas bagian tengah dan tepi. Bagian tengah terdiri dari tanah pegunungan yang jarang mendapatkan air hujan. Penduduknya sedikit sekali; terdiri dari kaum pengembara yang hidupnya selalu berpindah-pindah tempat menuruti turunnya hujan dan mencari padang-padang yang ditumbuhi rumput sebagai tempat menggembala ternak mereka. Bagian tengah ini, terbagi juga menjadi dua bagian; bagian utara disebut Nejed dan bagian selatan disebut al-Ahqaf. Bagian selatan ini penduduknya amat sedikit, oleh karenanya bahagian itu dikenal dengan nama ar-Rub’ul-Khali. Selanjutnya bagian tepi, merupakan sebuah pita kecil yang melingkari jazirah itu. Pada pertemuan Laut Merah dan Laut India, pita itu agak lebar. Jazirah Arab bagian tepi ini, hujan turun dengan teratur. Oleh karena itu, penduduknya hidupnya tidak mengembara, melainkan menetap di tempat tinggalnya. Mereka mendirikan kota-kota dan kerajaan-kerajaan, dan sempat pula membina berbagai ragam kebudayaan, sehingga mereka disebut Ahlul-Hadlarah. Pada bagian tepi itu terdapat kota-kota dan kerajaan-kerajaan, seperti: al-Ahsha (Bahrain), Oman, Mahrah, Hadlramaut, Yaman dan Hijaz. Bahkan di bahagian tepi di sebelah utara pernah berdiri Kerajaan Hirah dan Kerajaan Ghasasinah.
Sedangkan pembagian yang tiga meliputi:
      1.      Arabia Petrix, yaitu daerah-daerah yang terletak di sebelah barat-daya lembah Syam;
      2.      Arabia Desrta, yaitu daerah Syam itu sendiri;
      3.      Arabia Felix, yaitu negeri Yaman (Bumi Hijau)
Adapun pembahagian yang lima, meliputi:
      1.      Tihamah.
Secara bahasa, kata Tihamah berarti sangat panas. Dikatakan demikian, karena udara di situ betul-betul sangat panas. Bahkan tumbuh-tumbuhan pun tidak ada sama sekali, karena jarang turun hujan. Adapun letaknya di sebelah barat Hijaz. Nama lain bagi Tihamah adalah Ghur yang artinya dataran rendah/gurun.
      2.      Hijaz.
Secara bahasa, Hijaz berarti penghambat/tirai. Daerah ini semata-mata terdiri dari bukit barisan yang memanjang dari sebelah utara Yaman sampai ke Dataran Syam. Di sini udaranya sangat panas. Jarang sekali turun hujan, dan kalau turun hujan, maka terjadilah banjir yang airnya begitu derasnya mengalir ke laut, karena di situ terdapat lembah-lembah yang begitu banyak, sehingga tanahnya tandus. Kota-kotanya yang terkenal ialah: Mekah, Yatsrib (Madinah) dan Thaif.
Dinamakan Hijaz, yang berarti penghambat; sebab daerah tersebut menghambat tanah rendah Tihamah dengan dataran tinggi Nejed.
      3.      Nejed.
Secara bahasa, Nejed berarti tinggi. Maksudnya, daerah ini merupakan dataran tinggi yang terletak di sebelah timur Hijaz. Di sini, tidak ada lembah ataupun tanah subur, walaupun di balik itu, udaranya nyaman. Pemandangannya pun indah, terutama pada musim bunga karena daerahnya diliputi oleh rumput-rumput hijau. Begitu pula pohon-pohonnya yang rindang serta bunga-bunganya yang beraneka ragam.
      4.      Arudi.
Secara bahasa, Arudi berarti terhampar. Maksudnya, daerah itu terhampar antara Nejed, Irak dan Yaman. Negeri-negerinya ialah: Yamamah dan Bahrain.
      5.      Yaman.
Secara bahasa, kata Yumn, yang berarti berkat, sebab daerah ini penuh dengan berkat dari Tuhan. Wilayah ini terletak di sebelah selatan Nejed sampai ke tepi pantai Lautan Hindi; ke timur memanjang sampai ke Oman.
Di sini tanahnya rendah, udaranya sedang dan banyak turun hujan. Oleh karena itu, tanahnya subur dan merupakan pusat air, sehingga sudahlah wajar jika banyak penduduk yang bermukim di situ. Mereka membuat rumah-rumah dari batu serta membuat bendungan-bendungan untuk penampungan air.Wilayah ini, oleh bangsa Rumawi disebut dengan Arabia Felix (Tanah Arab yang mulia).










BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Letak geografis jazirah Arab Sebelah barat jazirah Arab dibatasi dengan laut Arab dan gurun Sinai. Sebelah timur menghadap ke teluk Arab dengan laut Hindia. Di sebelah utara dibatasi dengan Syam dan sebagian berbatasan dengan Irak, meski selisih pendapat mengenai batas-batas jazirah Arab sekitar 1.000.000 mil hingga 1.300.000 persegi. Kebanyakan para ahli dalam membagi wilayah tersebut berbeda pendapat. Ada yang mengatakan negeri itu dibagi menjadi dua, tiga, bahkan ada yang membaginya menjadi lima bahagian, bahkan ada yang membaginya sembilan bahagian


















DAFTAR PUSTAKA

Dedi Supriyadi, 2008,Sejarah Peradaban Islam, Bandung: Pustaka Setia
Mufrodi,Ali ,1997,Islam di kawasan Kebudayaan Arab, Jakrta : Logos.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar